Kemenpora Rekrut 1000 Sarjana untuk Wujudkan Pembangunan Kepemudaan,
Bupati
Sergai Sampaikan Pembekalan Kepeloporan Pemuda Membangun Desa
Sei Rampah,beritaserge
Bupati Serdang Bedagai (Sergai) Ir. H. Soekirman didaulat
oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI KRMT Roy Suryo untuk
menyampaikan
pembekalan dan pelatihan kepada 1000 Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan dan
Pedesaan (PSP3) di Resimen Induk Daerah
Militer Jayakarta (Rindam Jaya) Jakarta Timur, Selasa lalu (12/9).
PSP3 yang merupakan program dan kebijakan
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) adalah dalam mewujudkan pembangunan
kepemudaan sebagaimana diatur dalam UU No 40 tahun 2009 tentang kepemudaan yang
mencakup kepeloporan, kepemimpinan dan kewirausahaan.
Hal ini dikemukakan Kadis
Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Parbudpora) Drs. Joni Walker Manik MM melalui
Kabag Humas Dra Indah Dwi Kumala di ruang kerjanya Kompleks Kantor Bupati di
Sei Rampah, Selasa (17/9).
Lebih lanjut disampaikan
bahwa tahun 2013 ini, Kemenpora telah merekrut dan akan menempatkan 1000 pemuda
sarjana di 66 kabupaten/kota yang tersebar di 33 Provinsi dengan pola
penempatan lintas provinsi. Oleh karenanya, agar peserta PSP3 memiliki
kemampuan fisik, mental, motivasi, keterampilan teknis dan manajerial dalam menjalankan
tugas di desa, maka Kemenpora bekerja sama dengan Komando V Jaya
menyelenggarakan pelatihan dan pembekalan bagi seluruh peserta PSP3 yang
digelar sejak 31 Agustus sampai dengan 13 September lalu.
Bupati Sergai H. Soekirman
yang pernah meraih gelar pemuda pelopor nasional tahun 1990 ini menyampaikan
materi “Kepeloporan pemuda dalam pembangunan pedesaan” dalam bentuk kuliah umum kepada para
1000 sarjana dari berbagai disiplin ilmu yang dinyatakan lulus dalam seleksi
yang dilakukan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB), jelas Indah Dwi Kumala.
Selain Bupati Ir. H.
Soekirman, turut tampil menjadi narasumber dalam acara pelatihan dan pembekalan
ini yakni Wakil Gubernur Banten Rano Karno dan Mayor Inf. Agus Harimurti
Yudhoyono MSc, MPA.
Dalam pemaparannya, H. Soekirman menyampaikan
bahwa saat ini dampak krisis global terjadi tanpa mengenal batas wilayah dimana
pedesaan sebagai jaring pengaman kota akan merasakan dampak paling besar dari
permasalahan global ini karena keterbatasan daya serap tenaga kerja, kesempatan
menerima pendidikan tinggi terbatas, kapasitas entrepreneur (wirausaha) yang
tidak membaik, menurunnya sumber daya alam dan berdampak pada urbanisasi,
migrasi, pengangguran dan kriminalitas.
Yang harus dilakukan saat ini menurut Bupati
Soekirman adalah membangun kembali desa yang dipelopori oleh pemuda yang
berkarakter wirausaha. Membangun kepeloporan dan kepemimpinan yang bersemangat,
memiliki kemampuan dan pengalaman untuk menjadi agent of change (agen perubahan), agent of development (agen pengembangan) dan agent of modernization (agen modernisasi).
Untuk menciptakan pemuda pelopor berkarakter wirausaha
sekaligus sosial (social entrepreneurship)
yang berperan untuk memecahkan permasalahan dan membangun desa dapat ditempuh
melalui proses kompetisi yang diselenggarakan pemerintah, memunculkan kalangan
akademisi seperti mahasiswa maupun sarjana, pesantren, tokoh partai yang dapat
mewakili daerah asal yang memiliki ide untuk memecahkan
permasalahan-permasalahan ekonomi yang akan berdampak pada masalah sosial dan
budaya di daerahnya.
Sementara mengenai disparitas (perbedaan) desa
maju dengan desa tertinggal kebanyakan disebabkan terbatasnya SDM profesional,
kelembagaan sosial ekonomi yang belum efektif, pendekatan top-down dan bottom up
yang belum berjalan seimbang dan pembangunan yang belum partisipatif. Kemudian
belum adanya fokus kegiatan pembangunan pedesaan, lokus kegiatan yang belum
tepat sasaran dan belum sepenuhnya menekankan pro poor, pro job dan pro growth, ujar Bupati Sergai H. Soekirman.
Menutup kuliah umumnya, Bupati Soekirman berpesan
kepada para pemuda untuk melakukan kebajikan melebihi kewajiban (beyond the call of duty), partisipatory action (ide, rencana,
kontrol, pelaksana, manfaat) bersama rakyat sebagai subyek, melaksanakan
kewirausahaan sosial dimana modal dan komersil tidak selalu sebagai faktor
penghambat, empati kepada kaum yang lemah dan terpinggirkan dan mengamalkan sustainability development (pembangunan
berkelanjutan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomterlah yang bersifat membangun dan saling membantu. salam hangat serge.