Hal ini
dikemukakan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) RI Tifatul
Sembiring dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Bupati Serdang
Bedagai (Sergai) Ir. H. Soekirman pada Upacara Hari
Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-106 yang dilaksanakan jajaran PNS
Pemkab Sergai di halamankompleks Kantor Bupati di Sei
Rampah, Selasa (20/5). Turut hadir dalam acara iniWabup Sergai Syahrianto, SH, Sekdakab
Sergai Drs. H. Haris Fadillah MSi, mewakili unsur Forum Komunikasi Pimpinan
Daerah (FKPD) Sergai, para Asisten dan Staf Ahli Bupati, para
Kepala SKPD dan Camat se-Sergai, ratusan PNS serta pelajar SMA yang mengikuti upacara ini.
Dikemukakan Menkominfo Tifatul momentum 1908 dan 1928 adalah momentum perjuangan kaum muda yang
berjuang demi tegaknya Bangsa Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Revolusi
kemerdekaan yang membangun nasionalisme menjadi motor penggerak mobilitas
sosial bagi seluruh komponen bangsa pada gilirannya memberi ruang dan peluang
bagi setiap anak bangsa untuk berbakti, mengabdi dan berkiprah sesuai profesi,
keahlian dalam bidang yang digelutinya. Makna nasionalisme sesungguhnya
merupakan penerapan cara berpikir, bersikap dan berprilaku yang secara ideologi
merupakan bentuk dari kesadaran berbangsa dan bernegara
Lebih lanjut Tifatul Sembiring
menyampaikan peringatan Harkitnas ke-106 mengambil tema “Maknai kebangkitan
nasional melalui kerja nyata dalam suasana keharmonisan dan kemajemukan
bangsa”. Tema ini mengandung tiga makna yang sekaligus menjadi alat ukur sejauh
mana nilai-nilai nasionalisme terwujud dalam karsa, cipta dan karya kita secara
nyata. Makna nasionalisme saat ini hendaknya diwujudkan kedalam pola pikir,
pola sikap, dan prilaku kebangsaan yang selaras dengan tuntutan Zaman.
Makna kedua, bahwa kita pada dasarnya menginginkan sebuah keharmonisan
dalam perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Nasionalisme terbangun bukan dari perilaku yang saling menuding, saling
menyalahkan dan bahkan saling menyingkirkan. Komitmen untuk berbagi dan
bersinergi dalam rangka mewujudkan cita-cita nasional itulah yang menjadi tolak
ukur sejauh mana karsa, cipta dan karya kita sudah memberikan kekuatan bagi
terbangunnya keharmonisan perilaku kita dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Makna ketiga adalah memberikan rujukan bahwa kekuatan sebuah bangsa
tercirikan dari bagaimana perbedaan dan kemajemukan dapat dikelola menjadi
kekuatan. Sebagai negara yang kaya akan keberagaman etnis, suku, budaya, dan
agama kesadaran akan keragaman senantiasa harus terjaga secara terus menerus
dan berkesinambungan. Nilai-nilai kemajemukan yang tumbuh berkembang atas dasar
komitmen dan kesadaran bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak boleh
luntur sampai kapanpun.
Pada akhir sambutan Menkominfo berharap semangat dan makna peringatan Harkitnas tahun 2014 ini
adalah semangat untuk berani melakukan evaluasi diri, semangat bagi penguatan
komitmen seluruh komponen dan potensi bangsa dalam membangun Indonesia kedepan
yang lebih baikTerima Kasih telah Membaca, agar lebih dekat dengan anda, gabung di google+ saya. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomterlah yang bersifat membangun dan saling membantu. salam hangat serge.